MAKALAH
GINEKOLOGI
MEKANISME PERSALINAN
NORMAL
Disusun
oleh :
RAMITASARI
(51301A0021)
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MATARAM
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt.Tuhan seluruh alam, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan
sebuah MAKALAH PSIKOLOGI dengan judul “ MEKANISME PERSALINAN NORMAL“. Makalah ini telah disesuaikan dengan dari berbagai sumber,
khususnya pada mata kuliah GINEKOLOGI.
Setelah
membaca dan mempelajari Makalah ini, penyusun berharap agar pembaca dan
penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan mengembangkan
kompetensi pembaca.
Mengingat
proses pembuatan makalah ini kami rasakan masih jauh dari
kesempurnaan, maka penyusun selalu membuka diri untuk
menerima berbagai masukan dan kritik sehingga Makalah ini kelak
menjadi lebih baik dan bermanfaat
Mataram, Oktober 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ............ ii
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................
4
1.1 Latar
Belakang...........................................................................................................
4-5
1.2
Tujuan
A.
Tujuan
Umum........................................................................................................
6
B.
Tujuan
Khusus......................................................................................................
6
1.3
Metode
Penulisan dan Teknis Pengumpulan Data...................................................6
1.4
Sistematika
Penulisan................................................................................................
7
BAB II
LANDASAN TEORI.......................................................................................................
8
2.1 Pengertian Persalinan
Normal..................................................................................
8
2.2 Mekanisme Persalinan Normal.................................................................................
9-12
2.3 Sebab Mulainya Persalinan
Normal...................................................................... 13-14
2.4 Berlangsungnya Persalinan Normal........................................................................14-22
BAB III
SIMPULAN DAN
SARAN............................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan setiap kehamilan, dan
kelangsungan hidup spesies pada akhirnya, bergantung pada lahirnya bayi yang
sehat dan cukup matang untuk bertahan hidup. Pada kehamilan dan persalinan,
uterus harus melakukan 2 fungsi yang sangat berbeda. Uterus harus tumbuh,
tetapi dalam keadaan tenang selama kehamilan agar janin dapat berkembang dan
kemudian, pada saat yang tepat, melakukan aktifitas yang kuat dan terkoordinasi
yang menyebabkan lahirnya bayi yang matang. Factor yang mengendalikan tradisi dari
suatu keadaan ke keadaan lain masih belum dipahami dengan jelas, tetapi sangat
penting untuk memahami, baik kemungkinan penyebab partus prematurus maupun
bagaimana mengindusi persalinan tanpa mengakibatkan kegawatan pada janin.
Sebagian besar bayi manusia dapat
melewati masa persalinan, dan lahir cukup bulan (didefinisikan antara akhir
minggu ke-37 dan ke 42 kehamilan). Lima persen bayi premature merupakan 85%
dari semua kematian neonatus dini yang tidak berkaitan dengan deformetas letal
(lopez bernal et al, 1993). Semakin singkat usia genetasi, semakin buruk
prognosis. Walaupun bayi berat lahir rendah (yi., yang lahir dengan berat
kurang dari 1000 gram) sekarang mungkin dapat bertahan hidup, umumnya bayi
tersebut memiliki angka morbiditas yang tinggi dan menimbulkan distress berat
bagi orang tuanya, serta memerlukan biaya yang sangat besar di unit perawatan
intensif neotatus. Dapat dikatakan salah satu tujuan utama obsterti adalah
mengurangi persalinan prematur.
4
Penentu awitan persalinan pada
manusia masih merupakan misteri. Terdapat perbedaan mencolok antara manusia dan
spesies mamalia lain dalam jalur faktor yang menuju persalinan. Masih belum
jelas mengapa kejadian yang menuju ke persalinan pada manusia harus sedemikian
rumit atau apakah lamanya genetasi yang bervariasi merupakan hal yang
menguntungkan. Manusia memiliki angka persalinan prematur yang sangat tinggi
(sekitar 5-10%) dibanding dengan spesies lain (kuran dari 1% pada domba).
Secara teoritis, lama genetasi kurang penting pada ibu. Aspek krusialnya adalah
bayi yang dapat bertahan hidup saat persalinan. Dengan demikian, tampak janin
yang mengendalikan lama genetasi. Pada hewan jelas terbukti adanya keterlibatan
janin dalam menentukan saat persalinan, tetapi sulit mendapatkan bukti serupa
pada manusia.
Penatalaksanaan kebidanan wanita
dalam persalinan sering bersifat intervensionis. Berdasarkan latar belakang di atas,
kami tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “MEKANISME PERSALINAN
NORMAL”.
5
1.2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Memahami
mekanisme persalinan normal beserta patograf, agar dapat membantu ibu pada saat
persalinan normal, dan mengetahui penyimpanngan yang mungkin terjadi, sehingga
dapat melakukan penangan secara cepat dan tepat
B. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian persalinan
normal
2. Menjelasskan mekanisme persalinan normal
3. Mengetahuiketahui gambaran sebab-sebab
mulainya persalinan
4.
Proses berlangsungnya persalinan normal
1.3. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data
1.3.1. Metode Penulisan
Dalam penulisan
makalah ini, metode yang dipakai adalah metode
diskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk gambaran
atas diskriptif tentang suatu keadaan secara subjektif (Notoatmodjo, 2002, 135).
1.3.2. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data untuk
penulisan makalah ini adalah studi bibliografi atau studi kepustakaan yaitu
dengan cara membaca dan mengkaji teori-teori tentang persalinan.
6
1.4. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar
belakang, tujuan dan metode penulisan. BAB II MEKANISME PERSALINAN NORMAL, meliputi pengertian persalinan normal, mekanisme persalinan normal, sebab-sebab mulainya persalinan dan
proses persalinan normal.
BAB III SIMPULAN DAN SARAN, meliputi
kesimpulan dan saran-saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar
(Kampono dan M. Mugni, 1999). Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila
bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).
Persalinan
adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan
lahir. (Wiknjosastro,
1999). Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir (Wiknjosastro, 1999). Pesalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro, 1999).
Persalinan normal (partus spontan) adalah
proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga
ibu sendiri dan uri,
tanpa alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
8
Partus normal/partus biasa adalah bayi lahir
melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai
alat/pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali
episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Kampono dan M. Moegni, 1999).
2.2. Mekanisme
Persalinan Normal
Menurut
Wiknjosastro, dkk (1999 : 186), hampir 96% janin berada dalam uterus dengan
presentasi kepala dan presentasi kepala ini ditemukan kurang lebih 58%
ubun-ubun kecil terletak terletak di kiri depan, kurang lebih 23% di kanan
depan, kurang lebih 11% di kanan belakang, dan kurang lebih 18% di kiri
belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri
belakang oleh kolon sigmoit dan rektrum.
Menjadi
pertanyaan mengapa janin dengan presentase berada dalam uterus dengan
presentase kepala ? Keadaan ini mungkin disebabkan kepala relatif lebih besar
dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian rupa, sehingga volume
bokong dan extremitas yang lebih besar berada di atas, di ruangan yang lebih
luas, sedangkan kepala berada di bawah, di ruangan yang lebih sempit. Ini
stereometrik kepala janin dan ruang panggul harus benar-benar dipahami.
Seperti
telah dijelaskan terdahulu 3 (tiga) faktor penting yang memegang peranan pada
persalinan, ialah : 1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his
dan kekuatan mengedan; 2) keadaan jalan lahir; 3) janinnya sendiri.
9
His adalah salah satu kekuatan pada ibu – seperti telah dijelaskan – yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan mulai turun dan masuk kedala
rongga panggul.
Masuknya kepala melalui pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu
kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior
menurut naegele ialah apabila arah
sumbu kepala membuat sudut lancip kedepan dengan pintu atas pinggul. Dapat pula
asinklitismus posterior menurut litzman : keadaan adalah sebaliknya dari
asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme
turunnyakepala dengan turunnya asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di
daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah
anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak
terbatas.
Akibat sumbu
kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati
siboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan
menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi didalam rongga panggul
menurut hukum Koppel : a kali b = c kali d. Pergeseran di titik B lebih besar
dari titik A.
10
Dengan
fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil,
yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul
kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intreuterin
disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula
putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun dibawah simfisis,
maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi
untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih dan kepala janin makin tampak
bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera
mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.
Putaran
paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu
melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu
akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang akan dilaluinya, sehingga didasar
panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan
belakang. Demikian pula dilahirkan irokanter depan terlebih dahulu, baru
kemudian trokanter belakang, kemudian, bayi lahir seluruhnya.
Bila
mekanisme partus yang fisiologik ini difahami dengan sungguh-sungguh, maka pada
hal-hal yang menyimpang dapat segera dikoreksi secara manual jika mungkin,
sehingga tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan.
11
Apabila bayi
telah lahir, segera jalan nafas di bersihkan. Tali pusar di jepit antara 2
cunam pada jarak 5 dan 10 cm. Kemudian di gunting antara kedua cunam tersebut,
lalu di ikat. Tunggul tali pusat dibei anti-septika. Umumnya bila telah lahir
lengkap, bayi akan segera menarik nafas dan menangis.
Resuitasi
dengan jalan membersihkan dan menghisap lendir pada jalan nafas harus segera di
kerjakan. Pula cairan di dalam lambung hendaknya di isap untuk mencegahnya
masuk ke paru-paru ketika bayi muntah dan muntahnya terhisap masuk ke
paru-parunya.
Bila bayi
telah lahir, uterus mengecil. Partus berada dalam kala III (kala uri). Walaupun
bayi telah lahir, kala uri tidak kalah pentingnya dari pada kala I dan II.
Kematian ibu karena pendarahan pada kala uri tidak jarang terjadi sebab
pimpinan kala III kurang crmat di kerjakan. Seperti telah di kemukakan, segera
setelah bayi lahir, his mempunyai amplitude yang kira-kira sama tingginya hanya
frekuensinya berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil, sehingga
pelekatan plasenta dengan dinding uterus akan terlepas. Melepasnya plasenta
dari dinding uterus ini dapat di mulai dari 1) tengah 2) (sentral menurut
schultze); 2) pinggir (marginal menurut Mathews – Duncan); 3 kombinasi 1 dan 2.
Yang terbanyak ialah menurut schultze.
Umumnya kala III berlangsung selama 6 sampai 15 menit. Tinggi fundus uteri
setelah kala III kira-kira 2 jari di bawah pusat.
12
2.3. Sebab Mulainya Persalinan Normal
Sebab-sebab terjadinya proses persalinan menurut Kampono dan
M. Moegni (1999) adalah sebagai berikut
:
1.
Penurunan
fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang. (pada diagram, dari Lancet, kok estrogen
meningkat ?)
2. Tekanan pada ganglion servikale dari
pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker)
bagi kontraksi otot polos uterus.
3.
Iskemia
otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4.
Peningkatan
beban/stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen mengakibatkan
peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.
Dua teori tentang awal proses kelahiran manusia menurut
Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai
berikut :
Persalinan ditentukan oleh 3
(tiga) faktor “P” utama menurut Kampono dan M.
Moegni (1999) yaitu :
1. Power
His
(kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
13
2.
Passage
Keadaan jalan lahir
3. Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor-faktor "P" lainnya : psychology, physician, position).
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor) (++ faktor-faktor "P" lainnya : psychology, physician, position).
Menurut Wiknyosastro, dkk (1999 : 186), 3 (tiga) faktor
penting yang memegang peranan pada persalinan, ialah : 1) kekuatan-kekuatan
yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan, 2) keadaan jalan
lahir, 3) janinnya sendiri.
Dengan adanya keseimbangan kesesuaian antara faktor-faktor
tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
2.4. Berlangsungnya Persalinan Normal
A. Pembagian
Fase/Kala Persalinan
Pembagian fase/kala persalinan menurut WIknyosastro, dkk
(1999 : 181) sebagai berikut:
1. Kala 1 Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala
pembukaan)
2. Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
3. Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
4. Kala 4 Masa 1 jam setelah partus, terutama
untuk observasi
14
Periode tahap-tahap persalinan
normal menurut
Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai
berikut :
Tabel 2.1.
Periode Tahap-tahap Persalinan
Normal
Tahap Persalinan
|
Nullipara
|
Multipara
|
Kala 1 – fase laten
Fase aktif
Pembukaan serviks
Kala 2
Kala 3
|
Kurang dari 20 jam
5 – 8 jam
Rata-rata 1,2 cm/jam
Kurang dari 2 jam
Kurang dari 30 menit
|
Kurang dari 14 jam
2 – 5 jam
Rata-rata 1,5 cm/jam
Kurang dari 1 jam
Kurang dari 30 menit
|
B. HIS
His menurut Kampono dan M.
Moegni (1999) adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding
uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki
dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat
di dinding uterus daerah tersebut. WIknyosastro, dkk (1999 : 188) menyatakan
bahwa his adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka
dan mendorong janin ke bawah.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal
mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir)
yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
Terjadinya his
menurut Kampono dan M. Moegni
(1999) akibat :
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi
konsepsi 3
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf
Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
15
His yang baik dan ideal menurut Kampono dan M. Moegni (1999)
meliputi:
1. Kontraksi simultan simetris di
seluruh uterus
2. Kekuatan terbesar (dominasi) di
daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara
dua periode kontraksi.
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus
uteri setiap sesudah his
5. Serviks uteri yang banyak mengandung
kolagen dan kurang mengandung serabut otot, akan tertarik ke atas oleh retraksi
otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri
eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his menurut Kampono dan M. Moegni (1999) dipengaruhi berbagai faktor :
1. Iskemia dinding korpus uteri yang
menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem
saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. Peregangan vagina, jaringan lunak
dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3. Keadaan mental pasien (pasien
bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai
respons terhadap stress.
Pengukuran kontraksi uterus menurut
Kampono dan M. Moegni (1999) :
1. Amplitudo: intensitas kontraksi otot
polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian kedua penurunan agak
lambat.
2. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
16
3. Satuan his : unit Montevide
(intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Sifat his pada berbagai fase
persalinan menurut
Kampono dan M. Moegni (1999) sebagai
berikut :
1.
Kala 1
awal (fase laten)
Timbul
tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka
sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir terjadi peningkatan rasa nyeri,
amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik.
Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).
2.
Kala 2
Amplitudo
60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat
stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan
kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk mengeluarkan
bayi.
3.
Kala 3
Amplitudo
60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta
dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel
(retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
17
C. Proses Berlangsungnya Persalinan Normal
a. Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks
Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena
his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir
pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2
jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan
kala 1 :
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum
terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa
kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan
ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
18
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut Wiknyosastro,
dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada multipara
:
1. Pada primigravida terjadi penipisan
serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada multipara serviks telah
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan
dan pembukaan.
2. Pada primigravida, ostium internum
membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara, ostium internum dan
eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar).
3. Periode kala 1 pada primigravida
lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih
lama.
Pengeluaran Bayi
b. Persalinan kala 2 dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan
berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput
ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan
kala 2 adalah :
1. Bagian terbawah janin (pada
persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan / refleks ingin
mengejan yang makin berat.
3. Perineum meregang dan anus membuka
(hemoroid fisiologik)
19
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan
suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar /
hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan
jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
b. Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5
jam.
Gerakan utama pengeluaran janin
pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk sudut
dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior/posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu
menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis
(puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut :
oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
20
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul /
trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
c. Persalinan Kala 3 : Fase Pengeluaran Plasenta
Persalinan kala 3 dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap
dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
1. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi
pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
2. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan)
jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan
marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
3. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir (jika
lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio
placentae - keadaan gawat darurat obstetrik).
21
d. Persalinan Kala 4 : Observasi Pasca Persalinan
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Menurut
Kampono dan M. Moegni (1999) ada 7
(tujuh) pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 :
1.
kontraksi
uterus harus baik,
2.
tidak ada
perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3.
plasenta
dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4.
kandung
kencing harus kosong,
5.
luka-luka
di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6.
resume
keadaan umum bayi,
7.
resume
keadaan umum ibu.
22
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Simpulan
Berdasarkan uraian tentang fisiologi dan mekanisme
persalinan normal, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pesalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2. Faktor penting yang memegang peranan
pada persalinan, ialah : 1) kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti
kekuatan his dan kekuatan mengedan, 2) keadaan jalan lahir, 3) janinnya sendiri.
3. Pembagian
fase/kala persalinan sebagai berikut:
a.
Kala 1 Pematangan
dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)
b. Kala 2 Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)
c. Kala 3 Pengeluaran plasenta (kala uri)
d. Kala
4 Masa 1 jam setelah partus, terutama
untuk observasi
4. Hampir 96%
janin berada dalam uterus dengan presentasi presentasi kepala. Mekanisme
persalinan normal :
kepala masuk pintu atas panggul (sinklitismus/asinklitismus)→flexi maximal
sampai pada dasar panggul→putaran paksi dalam→gerakan deflexi→kepala
lahir→putaran paksi luar→lahir bahu depan→lahir bahu belakang→trokhanter
depan→trkhanter belakang→bayi lahir seluruhnya.
23
3.2.
Saran
Saran-saran yang dapat kami sampaikan sehubungan dengan
tulisan makalah ini sebagai berikut :
1.
Bidan perlu memahami interaksi fisiologis dan faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi persalinan pada manusia agar perawatan intrapatus dapat
ditingkatkan.
2.
Pengembangan keterampilan observasi memungkinkan bidan tidak hanya dapat
menginterpretasi bagaimana seorang wanita menghadapi persalinan, tetapi juga
dapat menentukan bagaimana kemajuan persalinan dengan mengamati respon prilaku
dan fisik wanita yang sedang melahirkan. Dengan tidak mengetahui, mengabaikan
atau menyalahartikan petunjuk fisik tertentu, bidan mungkin secara tidak
sengaja memberi perawatan yang suboptimal.
3.
Intervensi pada persalinan harus memiliki dasar dan keputusan mengenai
hal ini harus disokong untuk memaksimalkan kesejahteraan ibu dan janin.
Pengetahuan mengenai efek intervensi pada fisiologi janin dan ibu merupakan hal
esensial sehingga bidan dapat menilai efektivitas dan dengan cepat mengidentifikasi
kemungkina penyimpangan yang terjadi akibat intervensi tersebut.
24
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,
Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit
EGC, Jakarta.
Mochtar,
Rustam 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1, Jakarta : EGC, 1998;
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian
Kesehatan Edisi Revisi Cetakan III. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Wiknjosastro,
Hanifa, dkk. 1999. Ilmu Kebidanan Cetakan
Kelima. Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.